United States Dublin , Rabu 1 Mei 2024
IMG-LOGO

Challenge II Surabaya Eco School 2023

IMG
Admin
18 Oct 2023 - 290 Views - 3 min read
IMG



Challenge/Tantangan II Surabaya Eco School 2023 untuk masa realisasi 18 Oktober – 31 Oktober 2022 adalah sebagai berikut:

 

1. Minta setiap kegiatan ekstra kurikuler sekolah untuk melakukan aksi lingkungan hidup sebelum melakukan kegiatan rutin ekstra kurikuler. Misalnya memungut sampah organik dan mengisikannya ke dalam media pengomposan, pembibitan tanaman, pengumpulan sampah kertas dari beberapa ruang kelas, dan/atau aksi lainnya.

 

2. Buat atraksi edukatif dan inovatif secara berkelompok untuk dipertunjukkan kepada seluruh warga sekolah saat istirahat sekolah. Atraksi ini bisa berupa aksi berdiri mematung (freeze) di gerbang sekolah sambil memegang poster berisi fakta sampah lokal/internasional menyambut warga sekolah dengan beragam ekspresi wajah. Bisa juga dilakukan di kantin sekolah saat istirahat. Bisa aksi bersama membentuk huruf SES 2023, nama sekolah dan/atau pesan menarik lainnya;

 

3. Pembuatan lubang resapan biopori di sekolah. Bisa dilakukan dengan mengefektifkan kembali lubang resapan biopori yang sebelumnya pernah dibuat di sekolah. Bisa dengan membuat lubang resapan biopori baru. 

Untuk prioritas pembuatan lubang resapan biopori baru sebaiknya di saluran air hujan atau parit sekitar sekolah. Bukan selokan. Parit atau saluran air hujan hanya akan terisi air saat hujan dan setelahnya. Sedangkan selokan berisi air buangan dari dapur dan toilet. 

Perlu diingat, bahwa lubang resapan biopori dibuat sedalam mungkin. Idealnya 1 meter atau kedalaman sebelum bertemu air tanah. Bila bertemu batu atau kerikil, bisa menggunakan linggis. 

Lubang resapan biopori yang dibuat akan sangat bermanfaat untuk mencegah banjir di kota. Juga mencegah kekeringan saat kemarau dan bahaya lingkungan hidup lainnya.

Tunas Hijau memiliki beberapa bor manual untuk pembuatan lubang resapan biopori bagi sekolah yang mau meminjamnya. Tapi masa peminjaman hanya 1 x 24 jam saja.

 

4. Pengisian semua media pengomposan takakura, komposter aerob, komposter bag dan biopori, dengan sampah organik hingga sedikitnya setengah volume masing-masing media pengomposan yang ada di sekolah. 

Cara ini sangat mudah dan bisa satu kali aksi melalui gerebek pasar tradisional. Yaitu mengunjungi pasar tradisional sekitar sekolah yang banyak menghasilkan sampah organik (biasanya sayuran atau buah).  

Di pasar tradisional ini para siswa bisa melatih kemampuan public speaking dengan sosialisasi sejumlah tema atau isu lingkungan hidup kepada pedagang/pembeli pasar tradisional. Siswa juga bisa diajak membuat tulisan atau gambar poster mengenai pasar tradisional ideal menurut mereka.

Di pasar tradisional, para siswa bisa mengumpulkan sebanyak mungkin sampah organik pasar dengan karung/glansing yang dibawa. Sampah organik itu selanjutnya diisikan ke semua media pengomposan sampah organik di sekolah. Jangan lupa dipadatkan dengan ditumbuk menggunakan kayu/bambu.

Grebek pasar tradisional bisa dilakukan dengan catatan bahwa sampah organik/dedaunan di sekolah sudah diolah semua.

Aksi pengumpulan sampah organik juga bisa dilakukan dengan bermitra bersama warung makan di sekitar sekolah. Sampah sisa makanan warung diminta untuk dikumpulkan dalam satu wadah khusus, selanjutnya diolah menggunakan komposter di sekolah. 

Bila sekolah tidak memiliki media pengomposan, maka pengomposan khusus sampah daun bisa dilakukan dengan menggunakan karung glansing atau karung goni. Caranya, isikan penuh sampah daun ke dalam karung. Padatkan. Lalu ikat ujungnya dengan tali raffia. Tumpuk dengan yang lainnya di tempat yang teduh tanpa sinar matahari langsung. 

Lembabkan karung beserta sampah dedaunan di dalamnya dengan menyiramkan air. Lakukan penyiraman karung sekali setiap pekan. Dalam waktu sekitar 40 hari, kompos akan siap dipanen. Akan lebih cepat lagi proses pengomposannya bila sampah dedaunannya dipotongi menjadi ukuran lebih kecil. Tapi, tidak perlu terlalu kecil juga ukurannya.

Media pengomposan juga bisa memanfaatkan yang ada di sekitar sekolah. Umumnya setiap perkampungan/pemukiman memiliki tong komposter aerob yang diletakkan di depan rumah warga. Tidak semuanya terawat dan digunakan optimal, maka tim hijau sekolah bisa mengadopsinya untuk dirawat dan dimanfaatkan.

Ingat! Dalam beberapa hari setelah pengisian semua media pengomposan pasti akan terjadi penyusutan. 

 

5. Terus lakukan aksi dan gerakan yang telah dilakukan pada challenge I.

 

6. Lakukan aksi nyata lingkungan sesuai dengan kelompok kerja masing-masing seperti yang telah ditetapkan pada challenge I pekan lalu.

Ingat! Vlog instagram setiap realisasi challenge.

Ingat juga untuk mengunggah/posting foto/video setiap aksi realisasi challenge tersebut pada instagram sekolah dengan tag (menandai) @tunashijauid dan menyertakan #surabayaecoschool2023 #climatechange #namasekolah #climate #climateaction #zerowaste #tunashijauid 



Cek Berita dan Artikel kami yang lain di Google News