Mendesain adalah kegiatan membuat desain atau membuat rancangan pola. Seseorang yang mengerjakan desain disebut desainer. Dalam proses pembuatan desain proses mengamati lingkungan sekitar untuk mendapatkan referensi ataupun ide sangatlah penting bagi seorang desainer.
Proses mengamati pola organis dan pola geometris yang banyak kita temukan di sekitar kita seperti pada pola ragam hias yang tersebar di seluruh Indonesia dapat membantu kita untuk mendapatkan inspirasi dalam mendesain. Kegiatan meniru pola-pola yang kita temukan akan melatih kemampuan teknis kita dalam mencipta dan juga menambah referensi bentuk yang akan berfungsi pada saat kita akan mengembangkan pola-pola tersebut menjadi pola baru. Dalam mengembangkan pola-pola yang ditemukan dapat dengan cara menambah atau dengan cara mengurangi bentuk yang sudah ada sesuai dengan kreativitas kita masing-masing.
Kecenderungan manusia untuk membuat rancangan pola sudah dimulai sejak lama. Misalnya di Indonesia kita dapat melihat bagaimana ragam hias yang terdapat dalam ukiran, baju tradisional, rumah adat, dll dari sabang sampai merauke yang sudah ada sejak lama. Istilah desain sendiri pertama kali dipakai pada tahun 1922 di sebuah esai berjudul New Kind of Printing Calls for New Designs yang ditulis oleh William Addison Dwiggins seorang desainer buku Amerika dan terus dipakai dan berkembang pada saat itu seiringnya perkembangan teknologi mesin cetak yang kemudian berpindah pada teknologi komputer.
Desainer Indonesia banyak menggunakan ragam hias tradisional Indonesia sebagai sumber inspirasi mereka dalam menciptakan desain.
1. Pola Organis
Pola organis adalah suatu pola yang berjenis ornamen yang memakai berbagai elemen hayati seperti tanaman, binatang, dan manusia. Selain itu, pola organis cenderung berbentuk tidak teratur dan dibuat secara acak. Contoh pola organis adalah pohon, burung, kuda, semut, atau tumbuhan dan binatang lainnya. Sementara, pola geometris adalah pola-pola yang berkaitan dengan geometris atau bangun datar. Ada beberapa karakteristik dari pola geometris, yakni: Disusun memanjang dan saling menyambung hingga membentuk gambar yang berulang. Pola tersusun dari berbagai garis lurus, zig-zag, spiral, dan sebagainya. Sering diaplikasikan pada batik, candi, ukiran, dan berbagai kerajinan tangan lainnya. Sering dibuat dengan dipadukan berbagai bentuk geometris pada satu ragam motif hias. Contohnya, lingkaran, kotak, segitiga, persegi panjang, spiral, lurus, lengkung, dan lainnya. Baca juga: Macam-macam Ragam Hias Bali dan Yogyakarta beserta Maknanya Perbedaan pola organis dan pola geometris Bentuk yang secara umum mempunyai kontur yang tegas, jika pengukuran eksternal sama secara matematis dalam berbagai arah disebut dengan bentuk geometris. Sedangkan bentuk yang tidak teratur dan kompleks merupakan bentuk organis. Pola organis dan pola geometris juga dapat dikombinasikan dan biasa diaplikasikan pada gerabah, motif kain, gelas, kaos, tas, dan lainnya.
2. Pola Geometris
Pola Geometris adalah pola pola yang berkaitan dengan geometris atau bangun datar contohnya adalah lingkaran, kotak , segitiga, persegi panjang, dll. Pada sub unit 2.2 peserta didik diajak untuk mengamati benda-benda di sekitar mereka yang memiliki pola geometris yang kemudian digambar ulang dan dijadikan dasar dalam membuat desain.
Berikut ini adalah proses awal dalam perancangan sebuah desain:
1. Mencari Informasi Kebutuhan
Jika anda ingin membuat sebuah desain maka perlu mengumpulkan informasi terkait klien dan produk serta tujuan dalam pembuatan desain tersebut. Jangan pula informasi tentang kebutuhan, sasaran audiens serta goal dari sebuah proyek desain tersebut.
2. Membuat Kerangka Kerja
Setelah informasi dikumpulkan maka selanjutnya adalah menyusun kerangka kerja agar tidak ada kemunduran atau pengulangan konsep dan sesuai dengan kesepakatan antara desainer dan klien. Susunan kerja minimal terdapat beberapa informasi seperti di bawah ini:
- Kebutuhan Desain
- Tema
- Data Yang Dibutuhkan
- Batas Waktu
3. Mencari Ide Kreatif
Mencari dan menetapkan ide kreatif merupakan salah satu tahap penting karena tahapan ini dapat menjadi salah satu indikator nilai jual seorang desainer.
Proses pencarian dan penetapan sebuah ide dapat muncul dari berbagai sumber dan cara. Beberapa sumber dan cara dalam penggalian atau pencarian ide kreatif dapat ditempuh melalui penyusunan sketsa-sketsa ide, brainstorming / tukar pikiran atau melihat dan memodifikasi karya desain yang sudah ada.
4. Visualisasi
Setelah ide didapatkan maka proses selanjutnya adalah penetapan visualisasi dengan pemilihan atau fokus pada hal – hal teknis desain seperti layout, background, pemilihan jenis huruf/font, warna atau elemen desain lainnya.